Pada zaman jahiliyah dulu,
wanita sangat tidak dihargai dan dipandang sebelah mata. Wanita pada zaman itu
sering sekali dilecehkan. Ada saatnya wanita harus bangkit dan menunjukkan
kepada dunia bahwa wanita itu kedudukannya sama di mata Allah dan yang membedakan
hanyalah ketaqwaannya kepada Allah. Mari kita simak artikel tentang bagaimana
caranya menjadi Muslimah yang Cerdas yang dikutip dari fujamas.net
berikut ini.
1.
Menurut orang-orang Yunani, mereka menganggap wanita
sebagai barang dagangan, bisa ditukar dan diperjualbelikan. Wanita dianggap
seperti najis dan kotoran.
2.
Menurut orang-orang China, wanita bisa
diperjualbelikan.
3.
Menurut orang-orang Hindu, wanita yang ditinggal wafat
suaminya, tidak boleh hidup lagi, harus dibunuh atau disengsarakan.
4.
Menurut orang-orang Persia, seorang ibu boleh dinikahi
anaknya.
5.
Menurut orang-orang Yahudi, wanita sama derajatnya
dengan seorang pelayan/budak.
6.
Menurut orang-orang Nasrani, wanita adalah sumber
kejahatan dan malapetaka, di sisi lain wanita sangat dicintai
7.
Menurut hasil konferensi orang-orang Perancis pada
tahun 586 M yang membahas tentang wanita itu apa, didapat hasil kesepakatan
bahwa wanita diciptakan untuk melayani laki-laki.
Pada zaman jahilliyah dulu,
anak perempuan yang lahir langsung dikubur hidup-hidup. Ironis dan tragis
sekali! Akan tetapi, saat Islam datang dan saat Rasulullah Saw. hadir membawa
ajaran-Nya tercerahkanlah semuanya…
Saudariku, wanita dan
laki-laki sama dalam beberapa hal. Seperti yang difirmankan Allah Swt. dalam
QS. An-Nisa [4] ayat 124, yang artinya:
“Barangsiapa yang
mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita, sedang ia orang yang
beriman, maka mereka itu masuk ke surga dan mereka tidak dianiaya walau
sedikitpun.”
Saudariku, mari kita
belajar dari para muslimah luar biasa yang telah menorehkan sejarah. Berikut
beberapa contohnya:
Aisyah r.a.
·
Beliau pandai dalam bidang kedokteran, pandai
meriwayatkan hadits, ahli dalam ilmu perbintangan (falak), dll.
·
Meski beliau tidak mengikuti pendidikan formal, tetapi
beliau dididik langsung oleh Rasulullah Saw.
Ummu Kulsum
binti Ali bin Abi Thalib
·
Beliau adalah seorang bidan muslimah.
Asy-Syifa’ binti
Abdullah
·
Shahabiyah ini mendapat gelar “guru wanita pertama
dalam Islam”. Istri-istri Rasulullah banyak yang berguru pada beliau.
Seperti halnya Hafsah yang belajar tulis-menulis dan ilmu pengobatan pada
beliau.
Mengapa sih kita harus jadi
MUSLIMAH CERDAS dan PRESTATIF? Simak nih!
Adanya
taklif/kesetaraan antara laki-laki dan wanita.
·
Lihat kembali QS. An-Nisa’ [4]: 124 dan QS. At Taubah
[9] : 71.
Untuk menguatkan
kecenderungan seorang muslimah pada kebaikan.
·
Buka QS. As-Syams : 7-10.
·
Di dalam diri manusia terdapat dua kecenderungan,
yaitu fujur (fasik) dan takwa. (QS. Al Baqarah [2] : 151 dan QS. Al An’am :
104)
Untuk
mengantisipasi kondisi eksternal
·
Kondisi di luar kita tidak bisa diprediksi, semuanya
mutlak ketentuan Allah Swt. Oleh karena itu, kita sebagai muslimah harus
membekali diri dengan ilmu untuk menghadapi segala kemungkinan yang tak terduga
itu. Secara fitrah, seorang wanita memang berperan dalam ranah domestik (di
dalam rumah), tapi dalam aktivitas luar (ranah publik) tetap harus berperan dan
berkontribusi maksimal asalkan tidak menyalahi kodratnya sebagai seorang
wanita.
Untuk
mempersiapkan muslimah dalam mengemban peran peradaban
·
Peradaban dibangun mulai dari diri sendiri kemudian
lewat keluarga. Di sinilah wanita berperan. Wanita melahirkan dan mendidik
anak-anaknya sebagai calon generasi pembangun peradaban. Wanita juga berperan
dalam mengkondisikan keluarganya.
Adanya
kekhususan kaum wanita
Dalam beberapa hal, wanita
tidak bisa disamakan dengan laki-laki. Intuisi wanita lebih tajam daripada
laki-laki. Emosi wanita juga lebih ekstrim dibandingkan dengan laki-laki. So,
kendalikan emosimu!
Saudariku, banyak sekali
manfaat jika kita menjadi seorang muslimah yang cerdas dan berilmu,
diantaranya:
1.
Bisa menjalankan fungsi-fungsi yang harus diperankan
oleh seorang muslimah entah sebagai ibu, istri, anggota masyarakat, dan peran
lainnya.
2.
Terbentuk kepribadian mencakup seluruh aspek
kemanusiaan (jasadiyah, ruhiyah, dll)
3.
Terbentuk kepribadian sebagai seorang aktivis dakwah.
Di sekitar kita banyak orang yang perlu kita bina semampu kita. So,
tularkan ilmu yang kita miliki!
4.
Kita mendapatkan pelatihan amal dan pengalaman di
lapangan
5.
Terpenuhinya kualitas sumber daya yang berpotensi di
berbagai bidang.
6.
Akan adanya perluasan wilayah kerja dakwah.
7.
Motivasi bagi muslimah untuk menjalin kerja sama
dakwah di berbagai lapisan masyarakat.
Semoga artikel
ini Bermanfaat dan bisa menambah ilmu serta wawasan kita. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar